Rabu, 04 Juli 2018

Naskah wangsakerta

Naskah Wangsakerta

Naskah Wangsakerta adalah istilah yang merujuk pada sekumpulan naskah yang disusun oleh Pangeran Wangsakerta secara pribadi atau oleh "Panitia Wangsakerta". Menurut isi Pustaka Rajya Rajya i Bhumi Nusantara parwa (bagian) V sarga (jilid/naskah) 5 yang berupa daftar pustaka, setidaknya perpustakaan Kesultanan Cirebonmengoleksi 1703 judul naskah, yang 1213 di antaranya berupa karya Pangeran Wangsakerta beserta timnya.

Naskah kontroversial ini kini tersimpan di Museum Sejarah Sunda "Sri Baduga" di Bandung.[1]

Panitia WangsakertaSunting

Dalam pengantar setiap naskah Wangsakerta selalu diinformasikan mengenai proses dibuatnya naskah-naskah tersebut. Panitia--yang dipimpin oleh Pangéran--Wangsakerta ini dimaksudkan untuk memenuhi permintaan/amanat ayahnya, Panembahan Girilaya, agar Pangeran Wangsakerta menyusun naskah kisah kerajaan-kerajaan di Nusantara. Panitia didirikan untuk mengadakan suatu gotrasawala(simposium/seminar) antara para ahli (sajarah) dari seluruh Nusantara, yang hasilnya disusun dan ditulis menjadi naskah-naskah yang sekarang dikenal sebagai Naskah Wangsakerta. Gotrasawala ini berlangsung pada tahun 1599 Saka (1677 M), sedangkan penyusunan naskah-naskahnya menghabiskan waktu hingga 21 tahun (selesai 1620 Saka, 1698 M).

Karya Panitia WangsakertaSunting

Naskah-naskah yang dihasilkan oleh Panitia Wangsakerta bisa digolongkan menjadi beberapa judul:

Pustaka Rajyarajya i Bhumi NusantaraPustaka PararatwanPustaka Carita Parahyangan i Bhumi Jawa KulwanPustaka NagarakretabhumiPustaka SamastabhuwanaSalinan kitab-kitab hukum MajapahitKumpulan caritakatha, dan itihasaPustaka mengenai raja desa dan raja kecilSalinan beberapa naskah Jawa KunoMahabharataKumpulan kathosanaSalinan prasastiSalinan surat-surat perjanjian persahabatanNaskah mengenai cerita para pedagangNaskah dalam berbagai bahasa daerah lain dan bahasa asingKumpulan widyapustaka (aneka ilmu)Pustaka keislamanSarwakrama raja-raja SalakanagaraSarwakrama raja-raja TarumanagaraSarwakrama raja-raja Galuh dan PajajaranSarwakrama raja-raja GaluhSarwakrama raja-raja Jawa Tengah dan TimurRaja-raja dan pembesar MajapahitRaja-raja dan pembesar BaliRaja-raja dan pembesar Janggala dan KadiriRaja-raja dan pembesar SriwijayaRaja-raja daerah Bali, Kadiri, dan JanggalaSalinan naskah-naskah karya Prapanca

KontroversiSunting

Ditemukannya naskah Wangsakerta pada awal tahun 1970-an, selain menimbulkan kegembiraan dan kekaguman akan kelengkapannya, untuk banyak pihak justru menimbulkan keraguan dan kecurigaan, bahkan para sarjana dan ahli sejarah menduga bahwa naskah ini aspal (asli tetapi palsu). Di antara alasan-alasan yang meragukan naskah ini, yaitu:

terlalu historis, isinya tidak umum sebagaimana naskah-naskah sezaman (babad, kidung, tambo, hikayat);cocoknya isi naskah dengan karya-karya sarjana Barat (J. G. de CasparisN. J. KromEugene Dubois dsb.), sehingga ada dugaan bahwa naskah ini disusun dengan merujuk pada karya para ahli tersebut (tidak dibuat abad ke-17);keadaan fisik naskah (kertas/daluang, tinta, bangunan aksara) menunjukkan naskah yang dijadikan rujukan merupakan salinan dan tulisannya kasar, tidak seperti naskah lama pada umumnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar