Lebih dari dua puluh abad silam, dalam satu suratnya, Gaius Plinius Caecilius menulis soal hantu yang bergentayangan di rumahnya di Athena. Menurut hakim dari Kekaisaran Romawi Kuno ini, ada seorang laki-laki tua berjenggot lebat berkeliaran diiringi suara gemerincing rantai.
Kisah hantu di rumah Gaius Plinius ini barangkali merupakan cerita horor pertama yang tercatat sejarah. Berabad-abad kemudian, pada tahun 856, di sebuah kampung pertanian Jerman heboh oleh kabar "makhluk halus". Hantu itu menyebar suara berisik dan melemparkan rupa-rupa barang ke rumah-rumah dan menyulut kebakaran.
Sejak Romawi dan Yunani kuno hingga sekarang setelah manusia mampu mengirimkan wahana ke Planet Mars, cerita makhluk gaib selalu menghantui, bahkan di tempat yang tak "lazim" untuk hantu, seperti puncak gunung di Pegunungan Himalaya. Pada 27 Juni 1970, saat tengah menuruni Puncak Gunung Nanga Parbat bersama saudaranya, Gunther, pendaki gunung kondang Reinhold Messner merasakan ada "orang ketiga" yang terus menempel di balik punggungnya. Dia bahkan seperti mendengar suara kakinya di salju.
Apakah di dunia ini benar-benar ada "makhluk" bernama hantu? Survei oleh American Fear dua bulan lalu menunjukkan, 41,1 persen warga Amerika percaya bahwa arwah orang yang sudah meninggal bisa menjadi "penunggu" suatu tempat. Lebih dari 20 persen yakin bahwa mimpi bisa jadi kenyataan dan 14 persen percaya pada omongan tukang ramal. Penelitian tim yang dipimpin Christopher Bader dari Universitas Chapman ini juga menemukan fakta bahwa orang yang mempercayai adanya hantu lebih gampang dicekam ketakutan.
Selama puluhan tahun, Loyd Auerbach menyelidiki kasus-kasus hantu. Media sering memanggilnya Profesor Hantu. Dia sudah menulis sejumlah buku soal hantu, di antaranya The Ghost Detectives' Guide to Haunted San Francisco dan Hauntings & Poltergeists: A Ghost Hunter's Guide . Menurut Loyd, sebagian besar kasus penampakan hantu itu bisa dijelaskan secara ilmiah.
"Kadang mereka kebanyakan menonton televisi atau mengalami kejadian buruk pada masa lalu," kata Loyd kepada Discovery . Dante Centuori, Direktur Kreatif di Great Lakes Science Center, percaya bahwa semua penampakan aneh bisa dijelaskan dengan ilmu fisika, kimia, atau biologi. "Kita kadang menyaksikan sesuatu yang tak kita pahami dan langsung melompat, "Itu hantu."
Olaf Blanke, peneliti di Ecole Polytechnique Federale de Lausanne, Swiss, pernah membuat simulasi untuk "menciptakan" hantu. Dengan bantuan robot, Blanke menguji bagaimana reaksi 12 relawan. Saking takutnya, dua relawan minta berhenti sebelum simulasi kelar. "Riset ini membuktikan bahwa sensasi hantu itu bisa muncul hanya dengan memanipulasi sensor-sensor kita," kata Blanke seperti dikutip Telegraph
Tapi gelombang infrasonik dan elektromagnetik, menurut Christopher French dari Goldsmiths College, Universitas London, tak menjelaskan semua penampakan hantu. Penelitian dia membuktikan bahwa kepercayaan orang terhadap makhluk tak kasatmatalah yang memberi pengaruh lebih besar. Mereka yang percaya bahwa hantu benar-benar ada akan mudah percaya terhadap penampakan itu. "Jika kalian bilang, 'Masuk ke sana dan kamu akan mengalami hal ganjil', mereka akan benar-benar merasakannya," kata French kepada Livescience
Sabtu, 25 Maret 2017
memburu hantu dg science
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar